Senin, 21 Januari 2013

Kisah Seseorang Yang Merasa Di Perolok-Olok Tuhannya


Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepadakku hadist dari Affan bin Muslim, dari hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Anas, Ibnu Mas’ud berkata, “Rasulullah SAW. Bersabda, “orang yang terakhir masuk surga adalah seseorang laki-laki yang masuk ke dalamnya dengan keadaan sesekali berjalan, merangkak, dan terkadang kena sengatan panasnya neraka. Ketika neraka berada di hadapannya, dia menoleh sambil berkata, “(wahai neraka) Maha berkah Allah yang telah menyelamatkanku darimu, Dia telah memberikan karunia kepadaku yang belum pernah diberikan kepada orang lain, baik dari awal-hingga akhir.”



Kemudian ditampakkanlah sebuah pohon baginya. Pada saat melihatnya, dia berkata, “wahai tuhanku, dekatkanlah pohon ini kepadaku, saya akan berlindung di bawahnya, dan meminum airnya.”


Kemudian Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, bagaimana jika Aku memenuhi permintaanmu, apakah kamu akan meminta sesuatu yang lain?”


Orang itu pun berkata, “Tidak wahai Tuhanku.” Orang itu bejanji kepada-Nya bahwa dirinya tidak akan meminta sesuatu yang lainnya. Kemudian Allah mengadakan perjanjian dengan orang itu dan memperingatkanna karena dia melihat orang itu sudah tidak sabarlagi untuk menikmatinya. Pada akhirnya orang itu didekatkan ke pohon tersebut, kemudian berlindung dan minum dari airnya.


Lalu, dimunculkan kembali sebuah pohon  yang lebih bagus daripada sebelumnya ke hadapannya. Orang itu berkata, “wahai tuhanku, dekatkanlah saya dengan pohon ini, agar saya dapat meminum air darinya, dan berlindung di bawahnya. Dan saya tidak akan minta lagi selain itu kepada-Mu.”


Allah berfirman, “Wahai anak Adam, bukankah kamu telah berjanji kepada-Ku bahwa kamu tidak akan meminta sesuatu selain permintaan tadi? Jika Aku telah mendekatkanmu dengan pohon itu mudah-mudahan tidak memnta sesuatu yang lainnya.” Kemudian, Allah membuat perjanjian dengannya dan memperingatkan gar tidak meminta sesuatu yang lain. Pda saat itu, Allah tidak mempercayai ucapannya karena Dia mengetahui bahhwa orang itu sudah tidak bisa sabar lagi untuk menikmatinya. Akhirnya, orang itu didekatkan, lalu diapun berlindung dan meminum airnya.


Kemudian dimunculkan kembali pohon yang lebih baik dari sebelumnya yang letaknya berada di dekat pintu surga. Orang itu berkata, “wahai tuhanku dekatkanlah saya dengan pohon ini, saya ingin berlindung dan meminum airnya. Dan saya berjanji tidak akan meminta sesuatu yang lainnya.”


Tuhan berkata, “Wahai anak Adam, bukankah telah berjanji kepada-Ku bahwa kamu tidak akan meminta sesuatu yang lainnya?.”


Orang itu berkata, “Benar wahai Tuhanku, saya tidak akan meminta yang lainnya.” Ketika itu, Allah SWT tidak mempercayainya karena Dia mengetahui bahwa orang itu tidak memiliki sifat sabar.


Kemudian orang itu didekatkan dengan pohon tersebut. Ketika sudah dekat, dia mendegar suara penduduk surga, lalu berkata, “wahai Tuhannku masukkannlah saya kedalamnya!”


Tuhan Berkata, “Wahai anak Adam, maukah kamu jika Aku berikan dunia dan kemewahannya?”


Orang itu berkata, “Wahai Tuhanku, apakah engkau sedang memperolok-olokanku, sedangakan Engakau adalah Tuhan semesta Alam?”


Ketika menceritakan hadist itu Ibnu Mas’ud tertawa seraya berkata, “Apakah kalian ingin menanykan kepada kku tentang alasanku tertawa?”


Seperti inipulalah Rasulullah SAW. Tertawa, ketika itu para sahabatnya bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa?”


Beliau menjawab, “karena tertawanya Tuhan semesta alampada saat mendengar orang itu berkata, “Wahai Tuhanku, apakah Engkau Sedang memperolok-olokkanku, sedangakan Engkau adalah Tuhan semesta alam?”


Allah berfirman, “sesungguhnya Aku bukan memperolok-olokkanmu, tetapi Aku berkuasa atas apa yang dikehendaki” (Muslim juz: 1 h.174)

Kamis, 17 Januari 2013

Chord Fun. Feat. Janelle Monáe - We Are Young

Verse 1
F
Give me a second I, I need to get my story straight
Dm
My friends are in the bathroom getting higher than the Empire State
G
My lover she’s waiting for me just across the bar
                                  Bb                                                        C
My seat’s been taken by some sunglasses asking 'bout a scar, and
F
I know I gave it to you months ago
Dm
I know you’re trying to forget
                G
But between the drinks and subtle things, The holes in my apologies, you know
Bb                                                C
I’m trying hard to take it back
Bb                                                C
So if by the time the bar closes
                   Dm          C              Bb
And you feel like falling down
     Bb                    C
I’ll carry you home

Chorus
F
Tonight
                Dm
We are young
                                                     Bb
So let’s set the world on fire
                                                                   C
We can burn brighter than the sun

F
Tonight
                Dm
We are young
                                                     Bb
So let’s set the world on fire
                                                                   C
We can burn brighter than the sun

Verse 2
F
Now I know that I’m not
F
All that you got
Dm
I guess that I, I just thought

Dm                                                                              Bb
Maybe we could find new ways to fall apart, But our friends are back
                                C
So let’s raise a toast, ‘Cause I found someone to carry me home

(Back To Chorus)

Verse 3
F                                                 A#
Carry me home tonight (Nananananana)
F                                                              C
Just carry me home tonight (Nananananana) (2X)
F                                                  A#
The moon is on my side (Nananananana), I have no reason to run (Nananananana)
                F                                      C
So will someone come and carry me home tonight (Nananananana)
                                     A#
The angels never arrived (Nananananana)
                                     F
But I can hear the choir (Nananananana)
                                                                C
So will someone come and carry me home (Nananananana)

(Back To Chorus)

Bb                                                C
So if by the time the bar closes
                   Dm          C              Bb
And you feel like falling down
     Bb                    C   F
I’ll carry you home, Tonight...



Rabu, 16 Januari 2013

Dasar Hukum Yang Mengatur Pers


1. Dasar Hukum Dan Etika Pers

Semua profesi tentu memiliki aturan main yang disebut kode etik profesi. Demikian pula dengan profesi wartawan. Dalam menjalankan profesinya sehari-hari, wartawan terikat dengan kode etik profesinya. Dan kode etik tersebut biasanya lahir melalui usulan organisasi kelompok profesi itu sendiri jikalau ada.

Ada beberapa organisasi wartawan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), PWI Reformasi, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dll. Mereka masing-masing memilkiki kode etiknya sendiri. Namun Dewan Pers bersama 29 organisasi wartawan (termasuk diatas) telah menyepakati Kode Etik Jurnalistik Indonesia  yang disepakati pada tahun 2006.

Dan terlepas dari pandangan wartawan dan lembaga pers perihal aturan hokum apa saja yang dapat digunakan untuk menyelelesaikan sengketa media, kinerja wartawan di Indonesia dibatasi oleh berbagai dasar hukum dan setiap media harus berpatok pada dasar hukum sebagai berikut;


1. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 dan 28 F pada amandemen ke 2;
2. UURI No. 40 Tahun1999 Tentang Pers; 
3. Standar/Konvensi Jurnalistik yang sifatnya universal. Secara mendasar, wartawan harus memahami dan menerapkan standar kewartawanan dan standar konvensi atau standart penulisan berita di media, hingga informasi yang tulis haruslah Akurat, Berimbang, Jelas, Kredibel (dapat dipercaya kebenarannya), Objektif (Apa Adanya), higga Fairness (adil) 
4. Delik Pers dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), UU Informasi dan Transaksi (ITE), dan aturan hukum lain yang juga mengatur masyarakat luas. 
5. Wartawan juga memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik (Pasal 7 ayat (2) UURI Tentang Pers No. 40/1999). Dalam penjelasannya Kode Etik Jurnalistik adalah Kode Etik (etika/prilaku) jurnalis/pers yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers,Kode Etik Jurnalistik (KEJ) pertama kali dikeluarkan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). KEJ itu antara lain menetapkan;  a. Berita diperoleh dengan cara yang jujur; b. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkan (check and recheck)Kode etik jurnallistik ini Kemudian ditetapkan sebagai Kode Etik yang berlaku bagi seluruh wartawan Indonesia. Penetapan dilakukan Dewan Pers sebagaimana diamanatkan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers melalui SK Dewan Pers No. 1/SK-DP/2000 tanggal 20 Juni 2000. 
6. UURI No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS);  Dalam hal ini timbul pertanyaan, dari segala perlindungan yang telah diberikan oleh pemerintah, pers dikenal dengan makhlulk yang kebal akan hukum khususnya hukum yang mengatur masyarakat ramai, dan pihak pers selama ini berpresepsi jika hukum yang mengatur tindakan mereka dalam mencari berita hanyalah diatur oleh kelima aturan hukum diatas dan mereka berfikir pihak pers tidak dapat dipidanakan melalui undang-undang lain (selain diatas). Namun apa daya di Indonesia pers dapat dipidanakan dengan mengkaitkan kesalahan pers dalam beberapa undang-undang hukum pidana dan hukum-hukum lain dan jika pihak pers melakukan pelanggaran yang menyangkut hukum pidana disebut dengan Delik Pers, dalam delik-delik pers di KKUHP, yang termasuk pasal pidana yang dapat dilakukan oleh pers antara lain: Penghinaan, Pencemaran Nama Baik, Berita Palsu atau Kabar Bohong, Pelanggaran Susila, Penghasutan/Provokasi. 
7. Dan yang terakhir dan yang tak kalah pentingnya ialah Norma Masyarakat dan Hati Nurani. Pers yang dimana pers yang notabenenya adalah  orang-orang pemantau/control tetaplah manusia, manusia yang memiliki hati dan perasaan, norma adalah aturan yang tak tertulis namun memiliki intensitas ke sensitifan yang sangat tinggi di kalangan masyarakat. Seperti tata-krama, sopan-santun dan lain-lain yang sudah menjadi norma dan tradisi di masing-masing masyarakat. Hal ini perlu sangat dicampkan oleh para pelaku di dunia jurnalistik.

Daftar Pustaka :
Syah, Sirkit, Rambu-Rambu Jurnalistik, Dari Undang-Undang Hingga Hati Nurani, 2011, Pustaka Pelajar, Cet I, Yogyakarta.

Sabtu, 12 Januari 2013

Konsep Prinsip Dasar Design Layout



http://www.techprone.com/wp-content/uploads/2009/06/urban1.jpgPada dasarnya tidak ada aturan baku dalam seni atau pun design itu sendiri selain dari segi keindahan (estetika) tentunya, dan tantangan yang paling menarik dari seni design layout adalah “ketiadaan aturan atau hukum yang universal, semuanya serba relatif”.

Oleh karena di dalam design tata letak tidak dikennal aturan-aturan yang berlaku secara menyeluruh, namun sesungguhnya disitulah peran seorang designer layout, bagi seorang designer yang baik, berkarya dalam suatu proyek tidak akan pernah sama dengan karya pada proyek yang lain oleh karena itu dalam berkarya seorang designer harus mampu selalu menciptakan karya-karya (design) yang berbeda dalam setiap kesempatan, karena di dalam berkarya pasti memiliki sesuatu yang berbeda untuk di tunjukan ke publik, juga klien yang berbeda selerranya, atau yang jelas untuk menyampaikan pesan atau informasi yang berbeda pula.

Pada intinya sebuah design haruslah menarik minat orang untuk melihat dan membacanya, dan disinilah peran penting prinsip dasar tata letak yang menjadi guide atau panduan seseorang designer dalam mebuat suatu karya dan hal ini tampaknya perlu menjadi pertimbangan (disamping aturan baku itu masih tetap tidak ada), hal ini agar terciptanya ke-efektifan pesan yang disampaikan, keefektifan di media cetak jelas menekankan pada bentuk tampilannya disamping pada isi.

Keefektifan design tata letak layout yang menarik dan mudah dipahami tentunya memberikan kemudahan pula kepada khalayak untuk mencerna informasi tersebut atau bahkan membuat orang berulang-ulang kali membacanya, keefektifan inilah yang memberikan kemudahan sepada seseorang untuk menerima suatu produk atau jasa ataupun sekedear image (gambaran/pandangan) dalam pengambilan suatu keputusan.

Pengambilan suatu keputusan sering kali dipengaruhi oleh emosi, suasana hati (mood) dan intuisi, dimana hal itu dipengaruhi langsung oleh media cetak yang emuat penjelasan, melalui media cetaklah orang dapat membaca serta melihat pesan tersebut berulang-ulang, namun jika pesan yang disampaikan dikemas dalam format yang buruk, orangg akann enggan untuk melihatnya kembali.

Prinsip Dasar Layout Yang Baik
Kalaulah mengarusakan ditulisnya dan diciptakan prinsip-prinsip dasar layout, hal tersebut hanyalah untuk sekedar menjaga ajaran-ajaran tradisional agar tidak luntur dan ini juga menjadi landasan teori yang mempermudah orang dalam menentukan kualitas layout yang baik, mempelajari yang baku dan tidak baku, hingga yang penting hingga tidak penting, dan sesuai dan tidak sesuainya dengan prinsip estetika yang baik dan benar, di dalam setiap buku atau tulisan yang membahas pembelajaran tentang prinsip design setidaknya ada 4 prinsip utama dari design tata letak layout yang sering dipakai maupun dijumpai, antara lain;

1. Contras (Kontras)/Emphasize (Penekanan),
Adalah suatu teknik dimana seorang designer layout mamapu menampilkan unsure yang dominan karena jika suatu layout desain menampilkan elemen-elem yang sama kuatnya, maka akhirnya tidak ada satu pun materi di halaman itu yang menonjol. Oleh karena itu, diperlukan suatu kontras sehingga akan diperoleh fokus yang ingin ditonjolkan.

2. Repetition (Pengulangan)
Seperti yang telah dijelaskan diatas, keefektifan suatu informasi dalam suatu layout adalah kreasi yang tanpa batas, artinya adalah suatu produk layout yang telah dibuat jangan sampai sama pada project-project lainnya, atau setidaknya mempunyai ciri khas yang membedakan suatu layout dengan layout lainnya.

3. Allignment (Peletakkan)
Dalam peletakan unsur-unsur atau komposisi elemen layout dapat dibagi atas
a. Proporsi (Penempatan/Peletakkan Yang sesuai)
b. Sekuensi (Urutan/Berurut)
c. Rhythm (Irama)
d. Balance (Keseimbangan)

4. Proximity (Fokus-Kedekatan)/Unity (Kesatuan)
Prinsip kesatuan dan kedekatan adalah hubungan antara elemn-elemen desain yang semula berdiri sendiri-sendiri serta memiliki ciri tersendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh.

Search