Jumat, 01 Februari 2013

Konsep Berita

Oke, sekarang saya mau bahas tentang konsep berita sesungguhnya, pernah kita memikirkan jikalau untuk apa suatu berita itu dibuat, terutama dalam masalah pengorientasian berita atau mau dibawa kemana sebuah berita itu. George fox mott dalam new survey of journalism mengingatkan, paling tidak terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan oleh para praktisi dan pengamat media mass. Kedelapan konsep itu meliputi:

1.    Berita Sebagai Laporan Tercepat
Lebih cepat suatu berita disiarkan, lebih baik. Karena faktor kecepatan itu pula, mengapa berita dibuat dalam pola atau rumusan baku piramida terbalik. Prinsip kecepatan dalam melaporkan berita, mengharuskan para reporter dan editor mampu bekerja dengan cepat. Namun prinsip ini tetap harus diimbangi pula dengan kelengkapan dan ketelitian, kecermatan dan ketepatan, sehingga berta apapun yang dilaporkan tetap factual, benar dan akurat, dan tidak malah membingungkan khalayak pembaca.

2.   Berita Sebagai Rekaman
Rekaman peristiwa dalam pengertian “dokumentasi” dapat disajikan dalam berita dengan menyisipkan erkaman suara nara suber dan peristiwa, atau penyiaran proses peristiwa detik demi detik secra utuh melalui reportase dan siaran langsung sebagai rekaman gambaran peristiwa.  

Menurut pakar linguistic, tulisan lebih menekankan struktur dan makna, sedangakan lisan atau ujaran lebih mengutamakan perhatian, pengertian, dan penerimaan.

Dalam perspektif teori jurnalistik, berita sebagai rekaman peristiwa yang terdokumentasikan itu, telah membuka luas ladang penelitian bagi media massa, antara lain dengan berpijak pada parakdigama Harold D. Lasswell. Dulu, dikenla dengan teori sanalisis isi media walupun difakultas dan jurusan-jurusan komunikasi kurang diminati. Menurut Barelson, analisis isi adalah teknik penlitian untuk melukiskan isi kiomunikasi yang nyata secara ojektif, sistematik dan kuantitatif.

Kini, berkembang sejumlah teori, pendektan, dan model “baru” dalam penelitian analisis teks media,, yakni analisis wacana, analisis semiotic dan analisis bingkai (framing).

3.   Berita Sebgai Fakta Objektif
Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya (das Sein), dan bukan laporan tentang fakta yang seharusnya (das Sollen). 

Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut.

4.   Berita Sebagai Interpretasi
Teori jurnalistik mengingatkan, tidak semua berta dapa berbicara sendiri. Sering terjadi, berita yang diluput dan dilaporkan media, hanya serpihan-serpihan fakta yang belum berbicara. Tugas media adalah membuat fakta yang seorlah membisi itu menjadi dapat berbicara sendiri kepada khalayak pembaca, pendengar, atu pemirsa dalam bahasa yang enak dibbaca dan mudah dicerna. 

Untuk itu, redaksi menyajikan analisis berita, menyelenggarakan wawancara dengan para ahli, menggelar diskusi, dan memberikan interpretasi terhadap berbagai fenomena dan fakta yang muncul, antara lain melalui artikel dan tajuk rencana.
 
5.   Berita Sebagai Sensasi
Sensasi berasal dari kata sense, artinya alat pengindraan, sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekalli berhubungan dengan kegiatan alat indra. 

Sensasi itu sendiri merupkan bagian dari persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang obejk, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas, sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi motivasi, dan memori. 

Sensasi atau sensasional dianggap lebih mendekatai alam mistikal dan irasional, daripada mengikuti alur logika serta mengembangkan pendekatan rasional. Dalam bahasa lain, sensasional adalah salah satu bentuk tahayul pers yang harus dijauhi. 

6. Berita sebagai minat insani atau pemicu bangkitanya emosional dan bangkitnya faktor-faktor interaksi sosial.
Dengan laporan berita emosional seperti bencana dan konflik, media massa bermaksud menggalang dan membangkitkan atensi serta motivasi untuk tetap bersatu, tetap bersaudara, tetap saling berkkomunikasi dan saling mencintai. Media merasa terpanggil untuk senantiasa menumbuhkan kepekaan individual dan kepekaan sosial masyarakat.
 
7.   Berita Sebagai Ramalan/Perkiraan-Prakiraan)
Berita sanggup memberikan interpretasi, prediksi, dan konklusi. Pandangan semacam ini mewajibkan siapapun yang kerap berhubungan dengan media massa, untuk tidak lari ke “dunia uji nyali” melalui “berbagai penampakan” yang mungkin menyesatkan.
 
8.   Berita Sebagai Gambar
Dalam dunia jurnalistik dikenal aksioma: satu gambar seribu kata (one picture one thousand word). Jadi, betapa dahsyatnya efek sebuah gambar dibandingkan dengan kata-kata. Sekarang dalam dunia persuratkabaran, gambar karikatur merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memengaruhi khalayak setelah kolom editorial dan artike. Sikap dan bahkan perilaku public dapa digerkkan dengan bantuan gambar kkarikatur. Sebab gambar, foto, dan karikatur merupakan pesan-pesan yang hidup sekaligus menghidupkan deskripsi verbal lainnya. Karna itu, surat kabar dan majalah hanya akan menjadi lembaran-lembaran mati yang membosankan jika hadir tanpa foto dan gambar. 

Hasil penelitian menunjukkan, menyampaikan pesan secara visual melaui media seperti surat kabar, buku, atau poster, jauh lebih cepat menimbulakn atensi serta lebih mudah dipahami maksud serta isinya oleh khalayak dibandingkan apabila pesan itu hanya disampaikan melalui rangkaian kata-kata secara verbal.

Bibliografi
#Sumandria, AS Haris, Cet.4 2011, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media., h.71-79

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search