Dari Abdullah
bin Hajib bin Amir, dari ayahnya, dari pamannya yang bernama Laqith bin Ghamir
bahwa dirinya pernah menjadi utusan dari satu kaum yang ditugaskan untuk
menghadap Nabi Muhammad saw. ditemani oleh Nuhaik bin ‘Ashim bin Malik bin
al-Munfiq. Laqit berkata, “Kami pernah dating ke Madinah untuk melewatkan bulan
rajab. Kemudian, kami shalat subuh bersama rasulullah saw.. Ketika itu beliau
berdiri dihadapan orang banyak seraya berkhotbah, “Wahai manusia, sesungguhnya aku menyimpan rahasia sejak empat hari
yang lalau. Sekarang saya ingin mendengar darimu, adakah di antara kalian yang
diutus kaumnya?”
Kemudian
meraka berkata, “Ajarkan kembali kepada kami pengetahuan yang pernah diajarkan
Rasulullah saw…”
Karena
kesibukannya, mereka lupa apa yang diajarkan kepadanya. Kemudian, Rasulullah
bersabda, “Ingatlah sesungguhnya aku akan
dimintai pertanggungjawaban, apakah saya telah menyampaikannya. Oleh karena
itu, dengarkanlah, maka kamu akan hidup dengan tenang. Dengarkanlah, maka kamu
akan hidup tenang. Duduklah kalian.”
Ketika beliau
menyampaikannya, lalu saya ditemani sahabatkku berdiri dan bertanya, “Wahai
rasulullah, sesungguhnya saya bertanya sesuatu kepadamu tentang kebutuhanku,
dan janganlah tergesa-gesa menjawabnya!”
Beliau bersabda,
“Tanyakanlah apa yang kamu inginkan!”
Saya bertanya,
“Wahai Rasulullah, apakah engkau mengethaui ilmu ghaib?”
Mendengar
pertanyaan itu beliau tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Beliau mengetahu
bahwa saya ingin melontarkan pertanyaan yang salah. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Tuhanmu tidak akan
memberitahukan lima perkara ghaib. Tidak ada seorangpun yang mengetahuinya,
kecuali Allah SWT ambil mengisyaratkan dengan tangannya.”
Saya bertanya,
“Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan lima perkara itu?”
Beliau
menjawab, “Pertama pengetahuan tentang
ajal. Allah SWT mengetahu kapan kematian seseorang tiba, sementara kalian tidak
ada yang mengetahuinya. Kedua, pengetahuan tentang hujan yang akan membahayakan
kalian dan mendatangkan kesengsaraan. Ketiga pengetahuan apa yang akan terjadi
besok, apakah kamu akan menimkati makanan, sementara kamu tidak mengetahuinya
selanjutnya, keempat pengetahuan tentang hari kiamat Kemudian, Allah SWT
tertawa karena Dia mengetahui ajal kalian telah dekat.”
Laqith
berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidak
akan pernah menyesal jika Allah SWT tertawa, karena dengan tertawa-Nya pertanda
baik. Saya menghitung tentang alam ghaib, keumudian rasulullah saw. menyebutkan
pengetahuan tentang apa yang terjadi di dalam rahim.” (Al-Mustadrak ‘alas shahihain juz: 4, hlm: 605)
Disadur dari buku:
Ahmad, Abu Islam, 2018, 11 dari Kisah Tawa & Senyum Nabi Muhammad saw., Al-Kalam,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar