Rabu, 20 Februari 2013

Rahasia Alam Ghaib



Dari Abdullah bin Hajib bin Amir, dari ayahnya, dari pamannya yang bernama Laqith bin Ghamir bahwa dirinya pernah menjadi utusan dari satu kaum yang ditugaskan untuk menghadap Nabi Muhammad saw. ditemani oleh Nuhaik bin ‘Ashim bin Malik bin al-Munfiq. Laqit berkata, “Kami pernah dating ke Madinah untuk melewatkan bulan rajab. Kemudian, kami shalat subuh bersama rasulullah saw.. Ketika itu beliau berdiri dihadapan orang banyak seraya berkhotbah, “Wahai manusia, sesungguhnya aku menyimpan rahasia sejak empat hari yang lalau. Sekarang saya ingin mendengar darimu, adakah di antara kalian yang diutus kaumnya?”

Kemudian meraka berkata, “Ajarkan kembali kepada kami pengetahuan yang pernah diajarkan Rasulullah saw…”

Karena kesibukannya, mereka lupa apa yang diajarkan kepadanya. Kemudian, Rasulullah bersabda, “Ingatlah sesungguhnya aku akan dimintai pertanggungjawaban, apakah saya telah menyampaikannya. Oleh karena itu, dengarkanlah, maka kamu akan hidup dengan tenang. Dengarkanlah, maka kamu akan hidup tenang. Duduklah kalian.”

Ketika beliau menyampaikannya, lalu saya ditemani sahabatkku berdiri dan bertanya, “Wahai rasulullah, sesungguhnya saya bertanya sesuatu kepadamu tentang kebutuhanku, dan janganlah tergesa-gesa menjawabnya!”

Beliau bersabda, “Tanyakanlah apa yang kamu inginkan!”

Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengethaui ilmu ghaib?”

Mendengar pertanyaan itu beliau tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Beliau mengetahu bahwa saya ingin melontarkan pertanyaan yang salah. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Tuhanmu tidak akan memberitahukan lima perkara ghaib. Tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, kecuali Allah SWT ambil mengisyaratkan dengan tangannya.”

Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan lima perkara itu?”

Beliau menjawab, “Pertama pengetahuan tentang ajal. Allah SWT mengetahu kapan kematian seseorang tiba, sementara kalian tidak ada yang mengetahuinya. Kedua, pengetahuan tentang hujan yang akan membahayakan kalian dan mendatangkan kesengsaraan. Ketiga pengetahuan apa yang akan terjadi besok, apakah kamu akan menimkati makanan, sementara kamu tidak mengetahuinya selanjutnya, keempat pengetahuan tentang hari kiamat Kemudian, Allah SWT tertawa karena Dia mengetahui ajal kalian telah dekat.”

Laqith berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidak akan pernah menyesal jika Allah SWT tertawa, karena dengan tertawa-Nya pertanda baik. Saya menghitung tentang alam ghaib, keumudian rasulullah saw. menyebutkan pengetahuan tentang apa yang terjadi di dalam rahim.” (Al-Mustadrak ‘alas shahihain juz: 4, hlm: 605)

Disadur dari buku:

Ahmad, Abu Islam, 2018, 11 dari Kisah Tawa & Senyum Nabi Muhammad saw., Al-Kalam, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search